Wednesday, March 24, 2010

METODE PENULISAN ILMIAH

MODUL METODE PENULISAN ILMIAH
I G N Aan Darmawan

Digunakan untuk pembelajaran mata kuliah Metode Penulisan Ilmiah. Isi merupakan saduran dari beberapa buku yang relevan mengenai penulisan sebuah karya ilmiah, seperti skripsi, thesis dan disertasi. Modul ini cocok bagi calon sarjana yang akan menulis skripsinya.

BAB I  APA DAN BAGAIMANA KARYA ILMIAH
 

ABSTRAKSI: Dalam uraian bab ini akan ditelusuri dan dijelaskan beberapa konsep yang berkenaan dengan pengetahuan ilmiah, jenis-jenis naskah ilmiah dan ciri-ciri naskah ilmiah. Maksud uraian ini memberikan landasan kepada mahasiswa sehubungan dengan penulisan dan penyusunan karya ilmiah.

A. Pendahuluan
Karya ilmiah terdiri dari dua kata, yakni “karya”, artinya kerja, berbuat; dan ilmiah, artinya bersifat ilmu. (Dr. Nana Sudjana, 1987).

Ilmu adalah pengetahuan yang telah teruji kebenarannya melalui metode-metode ilmiah. Oleh sebab itu, ilmu pada hakikatnya adalah pengetahuan ilmiah. Selama hidupnya manusia mempunyai banyak pengalaman. Pengalaman yang beraneka ragam itu akan sangat berguna untuk dituliskan. Apabila dituliskan, pengalaman tersebut akan menjadi pengetahuan. Dengan begitu bukan saja menjadi pembendaharaan yang berharga, namun juga akan bermanfaat bagi pihak lain.

Seseorang yang menuliskan ilmu pengetahuannya (baca: ilmuwan), harus menuliskan pengetahuannya tersebut, yang tidak saja akan berguna bagi pihak lain, namun juga dituntut untuk memiliki sifat terbuka, jujur, teliti, kritis, tidak mudah percaya tanpa adanya bukti-bukti, tidak cepat putus asa, dan tidak cepat puas dengan pekerjaan atau hasilnya.
 
Setiap karya ilmiah, sudah barang tentu setiap karya ilmiah harus mengandung kebenaran ilmiah, yakni kebenaran yang tidak hanya didasarkan atas rasio, tetapi juga dapat dibuktikan secara empiris. Ini membuktikan karangan ilmiah memilki perbedaan atas karangan biasa, dalam hal sifat, bentuk, susunan dan persyaratan formal lainnya.
 
Karangan didasarkan atas rasio dan empirisme, karena rasionalisme dan empirisme inilah yang menjadi tumpuan berpikir manusia. Rasionalisme mengandalkan otak atau rasio atau penalaran, sedangkan empirisme mengandalkan bukti-bukti atau fakta nyata. Menggabungkan kedua cara tersebut di atas, yakni berpikir rasional dan berpikir empiris, adalah berpikir ilmiah. Operasional dari berpikiri ilmiah adalah penelitian ilmiah.

Proses berpikir ilmiah menempuh langkah-langkah tertentu yang disangga oleh tiga unsur pokok, yakni pengajuan masalah, prumusan hipotesis dan verifikasi data. Sedangkan hasilnya (hasil berpikir ilmiah) disajikan dan ditulis secara sistematis menurut aturan-aturan metode ilmiah.
 
B. Arti Naskah dan Macamnya.
Naskah adalah suatu karangan tertulis. Karangan tertulis dapat dibedakan antara lain:
i. Karangan biasa; dan
ii. Karangan ilmiah.

Dalam bahasa lain Naskah = manuscript, script atau risalah. Naskah di perguruan tinggi adalah naskah ilmiah.
 
C. Naskah Ilmiah dan Jenis-Jenisnya.
Naskah ilmiah ialah karangan yang dituliskan berdasarkan kenyataan ilmiah atau karangan yang ditulis dengan memperhatikan syarat-syarat ilmiah yang diperoleh berdasarkan penelitian (Drs. S. Imam Asya’ari, 1984). Ia ditulis setelah mendapatkan masalah lalu diikuti dengan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, analisa dan kesimpulannya yang diperolehnya, lalu dilaporkan menjadi naskah tersendiri.

Jenis-jenis naskah ilmiah adalah pada hakekatnya karangan ilmiah merupakan laporan tentang suatu penelitian, baik dari penelitian kepustakaan (library research), labotarium atau di masyarakat (field research).
 
Berdasarkan materi, cara yang dipakai, susunan, tujuan serta panjang pendeknya laporan,
maka karangan ilmiah itu dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Paper atau Workingpaper: biasa pula disebut report reading atau book-report, ialah naskah semester. Biasanya paper dituntut oleh seorang dosen atas mata kuliahnya apabila semester akan berlangsung atau kuliah akan berakhir. Karangan tidak begitu panjang, mungkin 10-15 halaman ukuran folio.

2. Laporan Penelitian Lapangan (Field Study) atau Laporan Praktek (Labotarium), adalah penulisan dengan prosedur formal dan material. Secara formal harus melalui penelitian lapangan. Penelitian ini dituntut seseuai dengan metode research. Penelitian ini merupakan urat nadi bagi seorang Sarjana/Calon sarjan ataupun yang berkecimpung di bidang ilmiah. Secara material, penelitian itu harus mendapatkan data dan dituntut untuk melaporkan datanya secara logis.Dalam field study ini, penekanan materialnya belum dituntut secara mendalam. Yang diharapkan, agar mahasiswa calon sarjana mempunyai ketrampilan bagaiamana mengadakan pendekatan masalah secara konkrit dan disiplin melaporkan secara rasional. Laporan ini adalah karangan ilmiah dan hanya mencakup pada bidang tertentu saja yang sangat terbatas, sesuai dengan spesialisai
bidang ilmu yang diikuti.

3. Thesis atau Proefschrift (Belanda). Disebut juga risalah ujian, dalam arti memenuhi sebagian syarat menempuh ujian mencapai gelar Sarjana (Master of Arts, Master of Science, Insinyur atau gelar lain yang sederajat).
Di Indonesia biasa pula digunakan istilah Skripsi. Untuk Thesis digunakan sama dengan Dissertasi, yaitu risalah untuk mencapai gelar Doktor atau Phylosophical Doctor (DR atau Ph. D).

4. Dissertasi atau naskah promosi dalam arti naskah untuk mencapai gelar Doktor. Doktor atau hylosophical, Doktor adalah gelar bagi seseorang yang sudah lulus kesarjanaannya.

5. Textbook ialah karangan ilmiah yang mempunyai sumber bahan pustaka. Textbook memuat prinsip-prinsip atau hukum-hukum ilmiah yang secara umum sudah diterima. Biasanya merupakan buku tebal yang digunakan untuk mengajar atau untuk keperluan pendidikan dan pengajaran.

6. Handbook dipergunakan untuk member petunjuk cara bagaimana mempraktekkan sesuatu berdasarkan hasil penelitian ilmiah. Dengan kata lain, ia sebagai petunjuk praktis untuk bekerja atau melakukan kegiatan.
 
D. Ciri-ciri Naskah Ilmiah
Penulisan sebuah karangan ilmiah memiliki beberapa ciri-ciri yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Obyektif. Data yang diperoleh dari kenyataan harus dilaporkan dan dianalisa secara obyektif. Maksudnya dilakukan secara benar, teliti, apa adanya, tanpa pilih kasih atau prasangka.

2. Sopan dan rendah hati. Karangan ilmiah mempunyai cirri kesopanan. Ini tercermin dari kata-kata dari kalimat yang dipakai.

3. Jujur. Karangan ilmiah mengharuskan adanya kejujuran. Darimana pendapat atau data yang diperoleh harus dengan jelas disebutkan sumbernya, bila sekiranya kita mengambil pendapat atau data dari karangan ilmiah yang lain.

4. Jelas-tegas, singkat-sederhana dan teliti. Kata-kata atau kalimat-kalimat yang dipakai dalam naskah ilmiah harus jelas dan tegas. Kata-kata yang baru atau asing harus dijelaskan dengan keterangan yang tepat dan jelas. Selain itu sebaiknya supaya digunakan kata-kata dengan kalimat singkat dan sederhana, tidak berteletele.

Di dalam menarik suatu kesimpulan harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati. Misalnya, dalam pemakaian kata-kata berikut ini agar dipertimbangkan benar-benar: “jelaslah …”, “pastilah …”, “wajarlah…” dan lain-lainnya. Kata-kata tersebut harus ditempatkan semestinya, oleh karena itu diperlukan ketelitian dari penulisnya. Jangan sampai menggunakan kata “pastilah” kalau ternyata belum pasti benar. Akan tetapi lebih baik misalnya menggunakan kata “mungkin sekali” atau “nampaknya”.

5. Kompak, berkelanjutan dan lancar. Karangan ilmiah harus disusun sekompak mungkin dan kontinyu serta lancar, agar yang dituturkan itu mudah diterima dan dimengerti. Dengan kata lain harus ada kelangsungan pemikiran secara ilmiah. Kesimpulan yang diambil didasarkan atas alasan-alasan yang masuk akal (rasional)
dan dapat dipertanggungjawabkan.
 
E. Syarat-syarat Penulis Naskah Ilmiah.
Untuk menjadi seorang penulis naskah ilmiah yang baik, seseorang harus:
1. Menguasai cara-cara ilmiah dan mengikutinya dengan jujur. Cara ilmiah yang berupa formal dan material. Formal dalam arti menggunakan tata cara teknik penulisan atau penyajian laporan dan material dalam arti isi yang dilaporkan berdasarkan atas kenyataan penelitian sesuai dengan metode penelitian yang berlaku.
2. Bersifat terbuka (open mind) dan bebas menyampaikan pendapatnya, tidak tertekan oleh suatu ikatan atau paham tertentu.
3. Mengahargai pendapat rekan-rekan lain dalam bidangnya.
4. Menguasai bahasa secara benar dan baik. Baik dalam tata bahasa, pembendaharaan kata, kosa kata dan istilah ilmiah dalam bidangnya dan bidang pengetahuan yang lain.
 
F. Suatu Petunjuk di Dalam Menulis
Berikut penulisan yang baik menurut Ernest Hamingway, Pemenang Hadiah Nobel di Bidang Sastra, yaitu:
1. Gunakan kalimat-kalimat pendek.
2. Gunakanlah bahasa yang mudah dipahami orang.
3. Gunakan bahasa yang sederhana dan jernih pengutaraannya.
4. Gunakan bahasa tanpa kalimat majemuk.
5. Gunakanlah bahasa yang padat dan kuat.
6. Gunakanlah kalimat yang positif bukan negatif.
7. Agar tulisan hidup dan bergaya, gunakanlah bahasa dengan kalimat aktif bukan pasif.
 
DAFTAR PUSTAKA
Aan Darmawan – STMIK STIKOM BALI | www.aandarmawan.com
Asy’ari, Drs. S. Imam, Petunjuk Teknik Menulis Naskah Ilmiah, Usaha Nasional, Surabaya Indonesia,
1984.
Sudjana, Dr. Nana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 1987

No comments:

Post a Comment